Hukum Menyapu Kedua Sepatu dalam Wudhu’
Imam Asy Syafi’i berkata dengan mengutip QS Al Maidah ayat 6.
Imam Asy Syafi’i berkata: Ada kemungkinan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala tentang membasuh kedua telapak kaki berlaku kepada seluruh orang yang berwudhu, dan ada kemungkinan juga hanya berlaku kepada sebagian saja. Hal ini diindikasikan oleh perbuatan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang menyapu di atas kedua sepatunya. Dengan demikian apa yang tersebut di atas ditujukan kepada orang yang tidak memakai sepatu (dan tidak berlaku bagi mereka yang memakai sepatu) apabila ia mengenakannya dalam keadaan suci secara sempurna.
Diriwayatkan dari Atha’ bin Yasar, dari Usamah bin Zaid, ia berkata bahwa, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam masuk bersama Bilal, lalu ia pergi untuk buang air besar. Kemudian berwudhu lalu membasuh mukanya dan kedua tangannya, dan menyapu kepalanya serta kedua sepatunya.”
Imam Asy Syafi’i berkata: Sesungguhnya Mughirah bin Syu’bah pernah berperang bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pada Perang Rabuk. Mughirah berkata: “Lalu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam buang hajat (buang air besar) sebelum terbit fajar, kemudian aku membawa satu bejana berisi air kepada beliau. Tatkala Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kembali, aku menuangkan air yang ada dalam bejana itu ke atas dua tangannya. Lalu beliau membasuh kedua tangannya sampai tiga kali. Kemudian beliau membasuh mukanya, kemudian beliau menyingsingkan jubahnya dari dua lengannya. Ternyata kedua lengan jubahnya sempit, maka beliau memasukkan kedua tangannya ke dalam jubah, sehingga beliau mengeluarkan kedua lengannya dari bawah jubah. Lalu beliau membasuh kedua lengannya sampai siku, kemudian beliau berwudhu dan menyapu kedua sepatunya. Setelah itu beliau pergi untuk melaksanakan shalat.”
Mughiroh meneruskan, “Maka aku pergi bersama beliau. Kami mendapatkan orang banyak telah mengangkat Abdurrahman bin Auf sebagai imam, ia mengimami mereka. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mendapati 1 raka’at dari dua raka’at, sehingga beliau shalat dengan orang banyak pada rakaat terakhir.”
“Tatkala Abdurrahman bin Auf telah memberi salam, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berdiri untuk menyempurnakan raka’at yang tertinggal. Hal itu membuat kaum Muslimin terkejut, mereka banyak membaca Subhanallah.”
“Tatkala Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah selesai dari shalatnya, beliau memandang kepada mereka, kemudian bersabda, ‘Kalian telah berbuat baik,’ atau, ‘Kalian benar.’ Beliau merasa bahagia karena mereka mengerjakan shalat tepat pada waktunya.”